Suatu pertanyaan penting yang dapat
diajukan adalah apakah sifat-sifat yang membuat seseorang itu sehingga menjadi
pemimpin ? teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali mulai
dari zaman Yunani Kuno dan zaman Roma. Ketika itu orang percaya bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat. Teori The Great Man mengatakan
bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin, ia akan menjadi
pemimpin, apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai
pemimpin.
Setelah mendapat pengaruh pendidikan dan
pengalaman, oleh karena itu sejumlah sifats-sifat seperti fisik, mental
dan kepribadian menjadi pusat perhatian untuk diteliti di sekitar tahun
1930 sampai 1950-an. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa
kecerdasan selalu muncul dengan presentase yang tinggi, kemudian
inisiatif, keterbukaan, rasa humor, antusiasme, kejujuran, simpati dan
percaya pada diri sendiri.
Dalam menentukan pendekatan sifat ini ada dua jenis
pendekatan, yaitu :
1. Membandingkan
sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak
menjadi pemimpin. Pemimpin lebih terbuka dan lebih percaya
diri. Tetapi ada juga orang yang punya sifat seperti itu namun, tidak
jadi pemimpin, dan sebaliknya ada juga orang yang tidak memiliki sifat
tersebut, tetapi ia jadi pemimpin. Misalnya Abraham Lincoln bersifat
pemurung dan tertutup, Napoleon badannya agak pendek
2. Membandingkan
sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang
tidak efektif. Intelegensi, inisiatif, dan kepercayaan diri berkaitan
dengan tingkat manajerial dan prestasi kerja yang tinggi. Kepemimpinan
efektif tidak bergantung pada sifat-sifat tertentu, melainkan lebih pada
beberapa corak sifat-sifat pemimpin itu dengan kebutuhan dan
situasinya.
Menyadari bahwa tidak ada korelasi sebab
akibat dari sifat-sifat yang diamati dalam penelitian dengan keberhasilan seorang manajer, maka
Veithzal (2004: ) merumuskan empat sifat
umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, yaitu :
1. Kecerdasan;
pada umumnya pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi
dibandingkan dengan yang dipimpin,
2. Kedewasaan
; pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil
serta perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial,
3. Motivasi
diri dan dorongan berprestasi; pemimpin
cenderung mempunyai motivasi yang kuat untuk berprestasi,
4. Sikap
hubungan kemanusiaan ; pemimpin yang berhasil
mau mengakui harga diri dan kehormatan bawahan.
Adapun menurut Siagian (1994:75-116)
memberi gambaran tentang ciri-ciri ideal menjadi seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
Salah satu aksioma tentang kepemimpinan yang telah umum diterima,
baik oleh para teoritis maupun oleh praktisi, ialah bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu
berpikir dan bertindak sebagai seorang generalis. Kehadiran generalis
dengan pengetahuan yang ilmiah yang luas yang memungkinkannya berpikir
dan bertindak dengan pendekatan holistic dan integralistik.
Pentingnya kemampuan bertumbuh dan berkembang lebih
jelas lagi terlihat apabila diingat bahwa setiap organisasi bergerak
dalam suatu lingkungan yang dinamik dan selalu berubah. Bahkan perubahan
itu sering berlangsung dengan sangat cepat, baik sebagai akibat
perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun
karena tuntutan masyarakat yang sering terjadi berdasarkan deret ukur,
bukan berdasarkan deret hitung. Hal ini sangat jelas terlihat dalam
dunia keniagaan di mana tingkat kedaluwarsa suatu produk dapat terjadi
alam waktu yang sangat singkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar