Jumat, 01 Juni 2012

ORGANISASI FUNGSIONAL & DISFUNGSIONAL



o    Perhatikan uraian kasus berikut ini
Jenifer Maher memproduksi sebuah program televisi untuk Fox Network di Los Angeles. Ketenangan di ruang kerjanya dipecah oleh suara yang berasal dari interkom. ”Bu Maher”, sekretarisnya berkata tanpa berpikir, ”ada kekacauan di luar. Ada sejumlah
orang yang ingin bertemu dengan anda. ” Dalam beberapa detik, setengah lusin penulis naskah masuk dan berkata, ”Kesabaran kami sudah sampai batasnya. Anda mempromosikan Nick Crane menjadi script supervisor tiga minggu yang lalu setelah Christine mengundurkan diri. Kami tidak dapat bekerja sama dengannya !”. Dengan Christine kami kompak, kami menulis naskah bersama sama. Naskah kami baik, sangat baik karena kami semua berpartisipasi untuk menjadi demikian. Nick te...lah mengubah segalanya. Ia membagi kami menjadi dua kelompok, masing masing bekerja untuk episode yang berbeda. Setelah tiga orang diantara kami membuat garis besar dari format umum untuk episode tersebut, ia memecah kami dan meminta masing masing mengerjakan satu dari tiga babak tersebut untuk memudahkan pertanggungjawaban.Ia mengira bahwa sekarang ia dapat mengetahui siapa penulis terbaik! Apakah anda pernah mendengar hal yang demikian gila ”? Jenny jika anda tidak mengambil tindakan sekarang juga, kami semua akan mengundurkan diri.”

Berdasarkan uraian kasus diatas :
1. Apakah telah terjadi konflik ? Bila telah terjadi konflik, jenis konflik fungsional atau disfungsional yang terjadi ?
2. Apa saran anda agar konflik yang terjadi menguntungkan organisasi ?

Jawab:
1.   YA,  ini adalah konflik DISFUNGSIONAL, hanya memuaskan individu saja,    tetapi menurunkan kinerja kelompok.
2.      Jenny harus melakukan tindakan jika tidak ingin ketiga penulis naskah keluar dan tidak lagi bekerja atau tidak lagi meneruskan dalam pembuatan naskah tersebut. Dengan memberi masukan yang baik atau memberi tahu apa yang harus dilakukan oleh Nick dalam kinerjanya kepada ketiga penulis naskah tersebut agar masing-masing bekerja dengan baik agar Konflik tidak menjadi masalah yang serius dalam organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik tersebut mungkin tidak membawa “kematian” bagi organisasi, tetapi pasti dapat menurunkan kinerja organisasi yang bersangkutan, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.