kemampuan
untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan
juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok,
keputusan, atau kejadian.
Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa
kekuasaan atau kekuasaan tanpa
wewenang
akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
Secara umum
ada dua bentuk kekuasaan:
1. Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat
dari para pengikut dan didasarkan
pada
seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2. Kedua
kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal
organisasi.
Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu
tindakan atau contoh tingkah laku
yang
menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.
Kekuasaan
tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John
Brench
dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan
menghargai (reward power)
Kekuasaan
yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi
penghargaan
pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus
sampai
senioritas atau persahabatan)
2. Kekuasaan
memaksa (coercive power)
Kekuasaan
berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi
kalau tidak
memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).
3. Kekuasaan
sah (legitimate power)
Kekuasaan
formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari
pengakuan
seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak
menggunakan pengaruh
sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan
yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh
mempunyai
keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang
yang
dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
Manajemen dan Sistem
Informasi Manajemen 1, Pertemuan Ke-2
Noviyanto, ST Halaman 2
5. Kekuasaan
rujukan (referent power)
Kekuasaan
yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada
indentifikasi
pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang
dipengaruhi. (karisma,
keberanian, simpatik dan lain-lain).
Bagaimana
Menangani Kekuasaan
Pandangan kekuasaan dengan wajah negatif mengartikan
kekuasaan sebagai mempunyai
kekuasaan
atas diri orang lain yang kurang beruntung dan menganggap orang sebagai
tidak lebih
dari pion untuk digunakan atau dikorbankan kalau ada kebutuhan
untuk itu. Pandangan ini akan
menyebabkan
kegagalan bagi pengguna kekuasaan, karena orang yang dijadikan pion
cenderung
akan menentang wewenang atau menerima dengan sangat pasif.
Apapun yang terjadi nilainya
bagi manajer
amat terbatas.
Wajah positif kekuasaan yang paling baik dicirikan dengan
perhatian untuk struktur
kelompok.
Manajer akan mendorong anggota kelompok untuk mengambangkan kekuatan
dan
kompetensi yang diperlukan untuk menjadi sukses sebagai individu dan
sebagai
anggota dari organisasi.
Karakteristik
kunci menangani kekuasaan dengan sukses (John P Kotter) :
1. Peka
terhadap sumber kekuasaan mereka, menjaga tindakan tetapi tetap
kosisten
dengan harapan orang.
2. Mengakui
perbedaan biaya, resiko dan manfaat dari lima kekuasaan dasar,
menggunakan
dasar kekuasaan manapun yang sesuai dengan situasi atau orang
tertentu.
3. Menghargai bahwa setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan,
mencoba
mengembangkan keterampilan dan kredibilitas mereka sehingga
dapat menggunakan
metode apa pun yang paling baik.
4. Mempunyai
sasaran karier yang membuat mereka mengembangkan dan menggunakan
kekuasaan,
membuat orang merasa tergantung padanya, dan menggunakan salah satu
tipe
kekuasaan yang paling mungkin untuk dipakai.
5. Bertindak
secara dewasa dan mengembangkan kendali diri, menghindari
menonjolkan
kekuasaan secara angkuh dan mencoba untuk bertindak tidak kasar
bila tidak
diperlukan.
6. Memahami bahwa kekuasaan perlu untuk melaksanakan
pekerjaan, merasa senang
menggunakan
kekuasaan untuk mendorong keberhasilan pelaksanaan tugas
organisasi.
Manajemen dan Sistem
Informasi Manajemen 1, Pertemuan Ke-2
Noviyanto, ST Halaman 3
Kekuasaan
menjadi mudah terlembaga, tetapi bagi mereka yang dipercaya orang lain,
memiliki
kekuasaan kelihatannya lebih mudah untuk mempengaruhi orang lain.
Arti Kunci
Kekuasaan (Rosabeth Moss Kanter) :
1. Aktivitas
luar biasa, membuat
perubahan, menempati suatu posisi atau berhasil mengambil
resiko yang
besar akan mendorong kepemilikan kekuasaan.
2.
Visibilitas, menjadi
dikenal atau memperoleh kesempatan diperkenalkan dengan pemegang
kekuasaan
akan mendorong kesuksesan menggunakan kekuasaan yang dimiliki.
3.
Relevansi, memiliki
kekuasaan yang berhasil berarti mampu meyelesaikan masalah
organisasi
yang otentik atau akurat.
4. Sponsor, mempunyai
sponsor atau mentor- seseorang memberi nasehat kepada anda
mengenai
cara agar behasil dalam organisasi- dapat menjadi sumber kekuasan
informal,
terutama bila sponsor menikmati kekuasaan yang cukup besar
Kekuasaan
adalah fakta penting dari kehidupan organisasi. Manajer tidak hanya
harus
menerima dan memahaminya sebagai bagian dari pekerjaan , tetapi
harus juga belajar cara
menggunakannya tanpa menyalahgunakannya untuk mencapai
sasaran sendiri dan organisasi.
WEWENANG
Mengapa
manajer dapat memerintah karyawan. Pada situasi yang normal, manajer
dapat
membuat karyawan mengerjakan apa yang ia perintahkan. Mengapa
manajer dapat mendapatkan
hak untuk memerintah.
Ada dua
pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan
klasik (classical view)
Wewenang
datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke
tingkat
yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut
pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah.
Pandangan
ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh
penerima
perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima
perintah
atau tidak.
Manajemen dan Sistem Informasi Manajemen 1, Pertemuan
Ke-2
Noviyanto,
ST Halaman 4
Dua Pandangan Wewenang Formal
Pandangan
Klasik Pandangan Penerimaan
Menurut
Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi
empat kondisi
berikut:
Dia dapat memahami komunikasi
Dia percaya
bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
Perintah
tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan, dan
Secara fisik
dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.
Wewenang
Lini, Staff dan Fungsional
Wewenang
Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk
mencapai tujuan organisasi secara
langsung.
Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang
menghubungkan
manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.
Wewenang
Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa
atau nasehat kepada manajer
lini. Staff
ahli biasannya merupaka istilah yang menggambarkan posisi tersebut.
Staff ahli
memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset
dan analisis yang diperlukan,
termasuk
bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.
Wewenang
Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang
mempunyai wewenang fungsional.
fungsi
keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.
HUKUM &
PROSEDUR
PEMBERIAN
PERINTAH
PEMBERIAN PERINTAH
PERTIMBANGAN
MENERIMA ATAU TIDAK
PERINTAH
DIPATUHI
MEMAHAMI PERINTAH
MEMAHAMI
SASARAN ORGANISASI
NILAI-NILAI PRIBADI DAN
PRIORITAS
KEMAMPUAN
KOMUNIKASI
KEMAMPUAN PEKERJAAN
Manajemen dan Sistem
Informasi Manajemen 1, Pertemuan Ke-2
Noviyanto, ST Halaman 5
Delegasi
Wewenang
Dapat diartikan sebagai penugasan wewenang dan tanggung jawab
formal organisasi
kepada orang lain, dalam hal ini karyawan. Wewenang dapat
didelegasikan sesuai dengan prinsip
skalar dari
manajemen klasik, yang mengatakan bahwa garis wewenang harus ditetapkan
dengan
jelas dari manajemen puncak sampai karyawan paling bawah.
Delegasi wewenang bukan
merupakan pelepasan tanggung jawab.
Keuntungan
dan Halangan Delegasi Wewenang
Delegasi
wewenang memungkinkan manajer menyelesaikan lebih banyak pekerjaan
daripada
kalau semuanya dikerjakan sendiri. Kadang bawahan mempunyai keahlian
yang lebih
dibandingkan dengan manajer untuk hal-hal tertentu.
Beberapa
manajer kadang enggan mendelegasikan wewenang karena:
tidak yakin
akan kemampuan bawahan
merasa mampu mengerjakan sendiri
tidak
efisien untuk mengajari bawahannya melakukan tugas
takut
wewenangnya akan berkurang, atau takut kalau bawahannya dapat melakukan
tugas
lebih baik dibandingkan dirinya.
Karyawan
kadang enggan menerima delegasi wewenang karena beberapa alasan:
takut gagal
merasa tidak
ada penghargaan untuk krja yang akan dilakukannya, atau tidak mau
menganggung
risiko
semua risiko diserahkan atau ditanggung oleh manajer.
Delegasi
Wewenang yang Efektif
1. Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan,
karena tidak semua pekerjaan dapat
didelegasikan
2.
Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan, dengan beberapa
pertimbangan:
waktu yang dipunyai karyawan, kemampuan yang dimiliki karyawan,
dan kesempatan yang
akan dimanfaatkan oleh karyawan
3.
Mendelegasikan tugas, disertai dengan informasi dan pemberian wewenang
yang cukup,
dan bentuk hasil yang diharapkan
4.
Menetapkan Feedback, untuk memonitor kemajuan yang dicapai oleh
bawahan.
Manajemen dan Sistem Informasi Manajemen 1, Pertemuan
Ke-2
Noviyanto,
ST Halaman 6
Sentralisasi
vs Desentralisasi
A. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada
sejumlah kecil manajer atau yang
berada di
posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak
digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan
dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan
di daerah
dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat,
sehingga waktu yang diperlukan
untuk
memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana
pemerintah pusat
tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan
keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan
dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau
orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada
saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih
serta menerapkan sistem
desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu
organisasi.
Pada sistem
pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi,
melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan
sebagian wewenang yang tadinya
harus
diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat
pemerintah daerah atau
pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada di
daerah dapat
diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di
pusat.
Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus
untuk daerah adalah euforia
yang
berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkan kepentingan
golongan dan
kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau
oknum. Hal tersebut terjadi
karena sulit
untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar