Manusia di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok
atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering
dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun
informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya
jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi
yang berlaku.
Proses dalam
organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi
yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam
organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi
pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang
penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang
cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.
Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah
yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan
timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan
kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik
mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kinerja jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran
senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi
dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi.
Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua
antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah
antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut
mempunyai polanya masing-masing.
Di
antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau
komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan
adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik
cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.
Komunikasi merupakan
sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam
perkantoran. MenurutKohler ada dua model komunikasi dalam rangka
meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama,
komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk
menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi
interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara
berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai
dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun
antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas
komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu
proses komunikasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar